Introvert (2)

Introvert  | Hida – Know Thyself, Hida, StHidayah, sthidayah.com, sthidayah_

Do you dread unannounced guests and unexpected plans?

Bisa dibilang, iya.

Ok, bahas soal tamu dulu, ya. Saya lebih suka mengatur segala sesuatu kepunyaan saya sesuai dengan kemauan saya. Bahkan saat saya nggak mengatur pun, itu harus karena kemauan saya. Sedangkan yang saya maksud dengan "kemauan saya", itu sesuatu yang acak / nggak pasti. Misal: kamar, kamar saya kadang bersih dan rapih, tapi juga kadang kotor dan berantakan. Itu semua bergantung pada apakah saya sedang memikirkan / mengerjakan sesuatu, atau tidak. Karena akan sangat terlihat perbedaannya antara saat saya sedang memikirkan / mengerjakan sesuatu, dengan saat tidak. Biasanya saat saya sedang memikirkan / mengerjakan sesuatu, kamar saya akan berantakan dan sengaja nggak saya bersihkan bisa sampai 3 hari—maksimal 3 hari. Sedangkan saat kondisi normal, ya sebaliknya, kamar saya rapih dan bersih.

Nah, tamu yang datang secara tak terduga, hanya akan membuat tidak nyaman dirinya sendiri. Maaf. :D 

Sebagai tuan rumah, saya menyarankan agar anda membuat janji terlebih dahulu dengan saya jika ingin bertamu ke rumah. Kecuali jika anda hanya ingin mampir sebentar, atau tidak keberatan jika harus melihat dan merasa tidak nyaman dengan kamar saya yang berantakan. Maaf sebelumnya. :D

Selain itu, jika anda membuat janji terlebih dahulu, saya kan jadi bisa menyiapkan makanan untuk disajikan kepada anda. Karena nggak jarang ada tamu yang datang di saat saya nggak punya makanan dan uang. (: Jadi, cuma bisa saya sediain minum air putih. Kan kasihan. ((:

Selanjutnya soal unexpected plans. Jujur, dulu saya nggak suka banget dengan segala sesuatu yang sifatnya mendadak, tak terduga, tiba-tiba, dan semacamnya. Kenapa? Karena saya adalah tipe orang yang lumayan perfeksionis. Mendadak sama dengan tanpa persiapan, dan sama dengan juga ribet, ala kadarnya, dan tidak memuaskan. Tapi, saya yang sekarang adalah kebalikan dari itu.

Sekarang saya lebih suka untuk melakukan / menghadapi sesuatu dengan tanpa persiapan. Kenapa? Karena menurut saya, itu lebih menantang. Dan yang terpenting adalah, walau mendadak, tapi itu sesuatu yang udah pasti akan terjadi. Berbeda jika diawali dengan rencana, selalu ada kemungkinan gagal / batal menyertainya.

Do you hate small chit-chats and prefer one-on-one deep conversations?

Iya. Walau saya mungkin akan terlihat biasa aja atau malah bisa terlihat sangat menyenangkan dan tertarik mengobrol dengan orang lain saat berbasa-basi / ngobrol kecil sekedarnya, tapi sebenarnya saya lebih suka untuk ngobrol mendalam secara empat mata. Walau ya di dunia ini saya tetap harus berbasa-basi / ngobrol kecil karena banyak orang dan hubungan membutuhkan itu. Tapi, seringkali basa-basi saya akan sangat terlihat jelas. Maaf jika itu terjadi di hadapan anda, karena saya tau itu sesuatu yang sedikit menyebalkan untuk dilihat. Atau malah saya melakukan itu kepada anda? Saya minta maaf, serius, saya mencoba merespon sebaik mungkin yang saya bisa.

Perihal deep conversations, saya juga cukup pemilih, ya. Nggak semua orang punya frekuensi yang sama dengan saya. Kebayang kan jadinya kalau kita ngobrol deep dengan orang yang nggak sefrekuensi? Nah, untuk itu saya lebih suka memulai, daripada orang lain yang memulai. Karena sering kali saya dapati ada seseorang yang memulai obrolan dengan saya, dan terlihat dengan jelas bahwa dia mengira saya memiliki frekuensi yang sama dengannya. Jujur aja, saya bukan tipe orang yang mudah ditebak seperti apanya.

Sedangkan jika saya memutuskan untuk memulai obrolan dengan seseorang, terutama saat saya membukanya dengan pertanyaan-pertanyaan 'aneh', saya memilih orang tersebut dan pertanyaan tersebut adalah sudah dengan analisa terlebih dahulu. Biasanya, saya jarang salah dalam menilai apakah orang tersebut sefrekuensi dengan saya atau enggak. Ya, selanjutnya obrolan kami biasanya akan berjalan dengan lancar.

Juga, setiap orang mempunyai gaya dan arah obrolan yang berbeda, itu lah hasil dari pengamatan saya selama ini. Ada yang ingin terus nyambung ke topik-topik lainnya yang masih berkaitan. Ada yang arahnya tak terduga, bisa tiba-tiba bahas ke topik yang jauh kaitannya dari topik yang sedang atau sudah dibahas sebelumnya. Ada juga yang cuma bahas satu topik aja. Tapi walau begitu, tetap semua itu dibahas secara deep. Saya sih ngikutin aja gaya dan arah orang yang sedang saya ajak ngobrol deep itu. Walau saya yang lebih sering memancing obrolan, tapi topik / pancingan yang saya pakai itu menyesuaikan apa yang kira-kira partner ngobrol saya minati.

Do you prefer to stay at home during the weekend in order to recharge?

Ya. Serius, sih, saya membutuhkan lebih banyak waktu sendiri dari waktu yang saat ini saya miliki. Berapa durasi me time yang kalian punya setiap harinya? Atau per minggunya?

Jujur aja, 24 jam untuk saya berpikir dan ngobrol sama diri saya sendiri, itu nggak cukup. Tapi mustahil kan ya saya minta durasi waktu sehari 50 jam, misal. Bisa gila juga kalau saya terus-terusan berpikir dan ngobrol sama diri sendiri. Haha.

Tapi walau begitu, bukan berarti saya tipe orang yang sama sekali nggak mau ke luar. Saya mau ke luar, tapi harus ada tujuannya dulu. Kalau cuma mau maen ngabisin uang, plis deh, hayoo gass!! Haha, enggak ya. Plis deh, mending saya nonton tipi di rumah, dan uang maennya saya tabung atau buat beli kebutuhan yang lain.

Do you feel irritable and even physically unwell if you dont unwind after a tiring day?

Ya!! Plis, saat saya sedang capek, jangan suruh saya ngapa-ngapain lagi selain tidur. When I'm tired, all I need is sleep, buddy.

Do you enjoy solitude and do your best of work on your own?

Bisa dibilang, iya. Mengerjakan sesuatu bersama orang lain, terkadang menjadi sesuatu yang hanya membuang-buang waktu saja. Karena saya banyak menemui orang yang ada didalamnya, tapi dia lebih ingin tidak mengerjakan apa-apa. Atau, ada juga orang yang ingin semuanya berjalan sesuai dengan kemauannya, tapi tanpa didasari pengetahuan dan pengalaman. Beda lagi kalau se-tim dengan orang-orang yang memang niat.

Walau lambat, bekerja sendiri lebih sehat untuk mental saya ketimbang se-tim dengan orang yang nggak niat.

Tapi juga, beda lagi kalau saya yang memimpin tim. Satu hal paling menyenangkan yang saya suka dari bekerja secara tim saat saya menjadi ketua adalah saat brainstorming. Kenapa saya suka? Setiap orang punya kepala, setiap kepala punya otak, setiap otak punya pemikiran dan ide yang berbeda. Nah, kebayang, kan?

Bisa melihat isi pikiran orang yang unik-unik untuk mendapatkan suatu kesimpulan, itu sesuatu yang menyenangkan dan segar. Ditambah, saya suka banget yang namanya merangkum. Saya suka saat saya harus merangkum semua yang saya dapat saat brainstorming. Memastikan, setiap ide dan pemikiran dapat ditampung dengan baik. Memberikan sebuah kesimpulan / keputusan / rencana yang diambil dari kontribusi seluruh anggota tim. Di saat seperti itu, bagi saya bekerja secara tim adalah suatu hal yang sangat-sangat membahagiakan sekali.

Tapi, kalau kalian mau melihat, bisa lihat akun @neonargon.id dan @nearsale.id di instagram. Itu lebih dari 90% nya saya mengerjakan sendiri. Nggak sempurna, tapi sehat untuk mental saya.

Post a Comment

Previous Post Next Post