The Sleep Challenge

Bagian 2 – Halo! Hari ini udah tanggal 14. Di tanggal 14 bulan kemarin, saya memulai challenge “The Sleep Challenge” di mana saya harus tidur sebelum atau paling lambat pukul 12 malam dan bangun sebelum atau paling lambat pukul 6 pagi. Kemarin di tanggal 13 adalah hari terakhir saya melaksanakan challenge ini. Dan sekarang… waktunya membuat laporan.

Ok, sebelum ke laporan, saya akan menceritakan terlebih dahulu bagaimana perasaan saya saat melaksanakan challenge ini.

Di hari pertama, kedua, dan ketiga, ya saya masih ingat ya kalau saya sedang mengikuti challenge ini. Tapi di hari berikutnya, saya mulai lupa, euy. Saya lupa kalau saya harus sudah tidur sebelum pukul 12 malam, saya juga lupa kalau saya sudah harus bangun sebelum pukul 6 pagi. Saya juga lupa pasang widget pengingat di ponsel saya. Phfttt. Ditambah godaan saat saya lagi ketemu film bagus. Kalau lagi badmood juga, suka overthinking tengah malam.

Dan satu lagi, godaan untuk balasin pesan obrolan deep bareng teman online padahal saya tau kalau jam sudah menunjukan pukul setengah satu malam. Jadi ya bubar sudah challenge yang sedang saya ikuti. Hm.

Bisa dilihat dari tabel di bawah ini:

Sengaja saya buat miring, biar menyusahkan kalian.

Lalu saat kira-kira seminggu terakhir challenge ini, saya pun berpikir bahwa saya mungkin tidak benar-benar berniat ya untuk melaksanakan challenge ini. Kalau aja saya memang betul berniat dari hati untuk mengubah pola tidur dan bangun saya agar jadi lebih baik, saya pasti akan bisa menyelesaikan challenge ini dengan baik. Seperti saat saya berniat untuk berhenti mengonsumsi kopi dan jengki, saya berhasil berhenti sampai sudah lebih dari 5 bulan terakhir ini padahal dua itu adalah makanan dan minuman kesukaan saya. Ya itu bisa terjadi mungkin karena saya benar-benar berniat melakukannya.

Walau pengecualian ya saat beberapa hari kemarin tiba-tiba Ibu saya bawa 2 cangkir kopi yang sudah diseduh dibeli dari stand di depan warung dekat rumah. Ya, Ibu saya lupa kalau saya udah stop minum kopi. Ibu saya juga udah minum 1 gelas kopi pagi-paginya dan akan minum 1 cangkir lagi kopi dari stand itu. Dan di rumah, kami lagi berdua aja. Jadi, terpaksa saya yang harus minum 1 cangkir lainnya.

Lah, saya kok baru inget kalau saya kan bisa aja taro kopinya di kulkas untuk Ibu saya minum keesokan harinya. Hm. *Senyum datar

Itu pun ya, beberapa jam setelah saya meminumnya—minum kopi untuk kali pertama setelah 5 bulan terakhir—perut saya langsung merasa nggak enak. Mual dan aneh aja gitu rasanya di perut.

Ok, balik ke topik.

Ya jadi gitu. Awalnya saya berniat untuk menambahkan batas maksimal jam tidur dan bangun saya menjadi 11 malam dan 5 pagi di bulan berikutnya. Tapi, kayaknya saya harus merenung terlebih dahulu, agar bisa lebih memahami alasan kenapa saya harus melakukan ini kepada diri saya. Ya untuk kebaikan diri saya itu alasan yang sudah sangat jelas sekali, Mba. Tapi tetap, saya harus merenungi dan memikirkan ini kembali.

Ok, balik ke laporan challenge.

Bisa dilihat, dari 31 hari hanya ada 8 hari yang berhasil. Dan yang warna abu-abu  itu saya lupa nyatat, Mbaaa. “: Kalau yang warna merah ya kalian udah paham lah yaa, itu saya gagal. Berhasilnya 8 hari, gagalnya 23 hari (termasuk yang abu-abu). Mantap! (‘: Terlihat juga di tabel tersebut bahwa saya paling sulit untuk nggak tidur tengah malam. Kalau untuk bangun ya saya umat muslim kan harus shalat, ya. Jadi, wajar saya bisa bangun pukul 5 pagi, walau kadang telat beberapa menit. Bahkan itu termasuk terlambat, di luar sana banyak yang bangun lebih pagi dari saya. Jam 4 misalnya. Di sini adzan subuh pukul ±4:30, sih.

Note: Perlu diketahui bahwa waktu shalat bisa berbeda di beberapa daerah.

Note (lagi): Perlu diketahui juga bahwa perempuan punya siklus yang dalam Islam saat datang siklus itu seorang perempuan dilarang untuk melaksanakan shalat dan beberapa hal lainnya.

Ok, mari bahas hukuman.

Hukuman yang saya pilih adalah lari. Berhubung saya sedang ingin membiasakan diri lari pagi lagi, jadi ya menurut saya ini kesempatan bagus untuk saya jadikan permulaan. Niatnya, 1 hari gagal sama dengan lari 100 meter. (Kenapa kok sedikit banget? Ya namanya juga permulaan, saya nggak mau selama seminggu kaki saya jadi berat karena memaksakan diri.) Tapi, saya malah kebablasan dan jadilah seperti di bawah ini:


Entah ini hitungan saya yang salah atau memang aplikasi yang saya pakai kurang akurat. Tapi ya sudah lah, yang terpenting adalah larinya. Saya sudah lari, ya sudah, hukuman sudah saya laksanakan. Di bawah ini juga ada grafik lari saya:

Bagian yang anjlok, itu saya lagi jalan biasa karena capek lari, Mba. :D

Ok, mungkin itu saja yang bisa saya bagikan di postingan kali ini. Semoga bermanfaat. (:

Jika kalian ingin berkomentar, silakan banget isi form komentar di bawah. (: Atau kalau ada yang ingin memberi komentar lewat chat pribadi, ya silakan juga, bukan masalah. ((: Saya bisa dihubungi lewat DM instagram. ((: Terima kasih sudah membaca. ((:

Post a Comment

Previous Post Next Post