Instagram, tempatnya orang-orang aestetik pamer hal-hal aestetik yang mereka punya. Bener nggak? Kalau menurut saya, itu nggak sepenuhnya benar, karena di sana banyak hal lain selain ke-aestetik-an orang. First account kalian mungkin kurang lebih isinya begitu. Tapi second account kalian, saya yakin isinya adalah hal-hal yang kalian suka. Hal-hal yang kalian suka, misal: doi.
Udah nggak terhitung berapa kali saya ganti akun dan ganti username instagram. Alasannya beragam, mulai dari lupa email dan password, lupa username, akun tersebut udah di block sama doi, di block lagi, block lagi, dan lagi, lagi, lagi terus. Kenapa bisa di block? Dulu saya nyebelin pakai banget. Saya dulu suka ngelakuin hal-hal yang bodoh pakai banget ke orang yang saya suka. Annoying parah, saya jadi kayak orang aneh. Saya bahkan sampai rela gonta-ganti akun demi bisa ‘gangguin’ orang yang saya suka tersebut.
Untuk beberapa orang yang pernah saya ganggu kehidupannya, saya minta maaf sebesar-besarnya. Maaf karna dulu pernah ganggu hidup kalian. *nyatuin telapak tangan
Ya, itu dulu. Sekarang? Alhamdulillah-nya saya udah nggak seperti itu lagi. Saya udah sering pakai banget kenalan sama orang di dunia maya, dan sejauh ini, saya masih baik-baik aja sama mereka. Bahkan beberapa dari mereka, kami udah ngobrol yang deep pakai banget gitu. Ya kami sama-sama nyaman, makanya bisa berhubungan terus sampai bertahun-tahun.
Ya, mau tau? Saya sebenarnya cuma suka aja gitu ngeliat reaksi orang yang baru saya kenal, yang dia beda dari orang-orang yang pernah saya temui sebelumnya. Sangat menarik! Udah nggak terhitung berapa kali saya kenalan sama orang dari dunia maya, terkadang saya yang ngajak kenalan, terkadang juga mereka yang ngajak kenalan saya.
Beberapa ada yang bertahan sampai bertahun-tahun, sampai sekarang, tapi banyak juga yang pada akhirnya lost contact. Biasanya itu karena saya habis bersih-bersih kontak. Tapi hubungan kami tetap baik-baik saja, jadi biasanya kita saling mengikuti di sosial media lain, jadi walau di whatsapp kita udah nggak pernah kontakan lagi, di sosial media lain kita masih saling respon. Tapi ada beberapa juga yang dia menghilang, atau saya yang menghilang duluan. Alasannya? Kita nggak se-frekuensi.
Dan baru-baru ini, udah sekitar beberapa minggu, saya kenalan sama orang Chili. Saya yang pertama kali ngajak dia kenalan, saya tau dia dari kolom komentar di sebuah postingan meme INTP. Dia jadi teman online terjauh yang pernah saya ajak kenalan. Dan bagusnya, hubungan kami sangatlah baik.
Kembali ke soal instagram, saya sebenarnya nggak begitu aktif di sosial media yang satu ini. Saya menggunakan instagram lebih ke untuk liat-liat sesuatu yang menarik, meme, info, ilmu, dan lain-lain yang berbau pengetahuan atau hal lucu kayak video kucing dan anjing. Tapi saya harus akui juga, saya follow beberapa akun berita dan akun gosip, hanya untuk sekedar menambah informasi di otak saya soal dunia luar. Saya sebenarnya menghindari berita-berita di luar sana, terutama berkaitan dengan politik, SARA, kejahatan seks, kriminal, dan agama, terkecuali berita soal bencana alam. Berita-berita seperti itu cuma bikin saya pusing, takut, dan kesel, makanya saya hindari.
Balik ke soal akun, saya punya banyak akun di sosial media instagram ini, termasuk juga akun untuk stalk orang-orang yang saya suka. Tapi sekarang, yang sering saya pakai cuma satu akun, yakni sthidayah_, jangan lupa di follow. (: Udah beberapa tahun ini, saya udah nggak pernah lagi stalk akun orang-orang yang dulu sering saya stalk. Karena saya udah sadar, bahwa itu nggak penting (entah kenapa baru sadar sekarang:).
Yaa sekarang saya kalau tertarik sama orang, saya langsung ajak orang itu kenalan. Misal orang itu merasa terganggu, ya saya akan langsung menjauh dari dia. Tapi seringnya, mereka dengan senang hati, sih, kenalan sama saya. Mungkin juga karena mereka bisa melihat kalau saya kenalan bukan sekedar kenalan, tapi juga emang tertarik sama kehidupan dia. Artinya, saya kenalan sama dia bukan untuk kepentingan saya pribadi yang pengin punya kenalan kayak dia. Karena kan dua hal itu sangatlah berbeda, ya, menurut saya begitu.
Feed instagram saya berisi potret-potret langit dan postingan di blog. Saya baru memulai ini, sih. Tapi semoga apa yang udah saya mulai ini nggak akan berubah-berubah lagi sampai beberapa tahun ke depan. Aamiin. Serius, saya mau feed instagram saya rapih.
Soal following, saya mengikuti apapun yang menurut saya harus saya ikuti. Misal ada yang nge-follow saya, tapi saya nggak tertarik sama dia, ada kemungkinan saya nggak akan follback dia. Apalagi akun-akun yang nge-follow cuma karena pengen di follback, ogah saya follback dia. Biasanya orang-orang yang saya follback adalah mereka yang punya hubungan dengan sekolah, temen-temen, MBTI terutama INTP, dan introvert.
Begitupun isi follower saya, misal saya tertarik sama seseorang, terus saya follow dia, tapi dia nggak follback saya, ya itu hak dia. XD Bebas aja. XD Dan terhitung sampai saat ini, jumlah followers saya sudah ada 265, dan ini murni followers organik bukan dari bot. Secara, dulu kan saya mainnya pakai bot, ya. Nah, sekarang saya udah nggak pernah main kayak begitu lagi.
Mungkin itu aja yang bisa saya share di postingan Instagram ini. Jangan lupa follow, ya, misal mau di follback, sila DM saya!
Tengkyu and see you! (:
Tag Sosial Media adalah tag yang berisi postingan yang menjelaskan tentang apapun itu yang berhubungan dengan sosial media yang saya pakai.