Interview Pertama?

Halo! Perkenalkan nama saya Hida, dan selamat datang di blog saya. (: Kali ini saya akan berbagi pengalaman interview pertama saya di tahun 2022 ini. Ini menarik untuk dibagikan karena ini kali pertama saya melakukan interview dengan serius dan dengan ilmu (walau nggak banyak). Lalu, bagaimana proses interview yang saya jalani? Apakah saya berakhir diterima bekerja? Atau tidak? Scroll terus, yaa!

Beberapa hari yang lalu, saya menemukan sebuah info lowongan kerja di salah satu grup info loker yang saya ikuti di facebook. Sejak pertama kali melihat info lowongan tersebut, saya langsung tertarik untuk melamar. Kenapa? Pertama, karena posisi yang sedang dicari adalah sebagai admin, di mana itu cocok dengan pengalaman bekerja yang saya miliki. Kedua, karena persyaratannya sesuai dengan kualifikasi yang saya punya. Ketiga, karena di Tangerang, bisa menjadi kesempatan saya untuk mengenal kota tempat kelahiran saya. Dan keempat, karena ada mess-nya, bisa lebih menghemat budget merantau.

Segera setelah melihat info lowongan kerja tersebut, saya langsung men-screenshot-nya. Kemudian malamnya, segeralah saya buat resume dan cover letter untuk apply lowongan kerja tersebut. Setelah berkas lamaran sudah siap, saya tidak langsung mengirimkannya, saya terlebih dahulu mencari tahu lebih jauh lagi tentang perusahaan yang hendak saya tuju. Saya mencoba mempelajari profil perusahaan dengan mencari tahu akun instagramnya, situsnya, akun linkedin-nya, latar belakang, dan sebagainya. Dan senangnya, saya merasa cocok dengan profil perusahaan yang hendak saya tuju. Gass, setelah itu saya langsung kirim berkas lamaran saya via email.

Urutan yang benar adalah mencari tahu terlebih dahulu profil perusahaan, baru setelah itu mempersiapkan resume / berkas lamaran.

Email tujuan sudah benar, subjek sudah benar, body email sudah saya isi dengan benar, resume sudah dicek dan sudah terlampir. Setelah semua sudah siap, dengan mengucap lafadz basmallah, saya pun langsung menekan tombol kirim. Dan... dang! Email nggak terkirim, Bro. Email yang saya tuju sudah penuh dan nggak bisa menampung email saya.

Okay, saya mencoba cara lain dengan mencari tahu kontak HRD. Saya mencoba mencari tahu lebih detail lagi profil perusahaan ini, saya telusuri secara perlahan situs dan postingan-postingan yang ada di akun instagramnya. Dan, yahoo! Saya menemukan kontak HRD-nya.

Tidak ingin menunggu lama, saya segera mengirimkan resume saya via whatsapp, tentu dengan pesan pengantar dari cover letter yang sudah saya sesuaikan.

Sebenarnya, saya nggak ada ekspektasi pesan saya akan di balas cepat, karena dilihat dari kotak masuk email HRD yang sudah penuh, saya pikir HRD akan butuh waktu lama untuk memeriksa resume saya. Tapi, yang terjadi berbeda dari ekspektasi saya. Pesan saya langsung mendapat respon. HRD meminta saya untuk mengirim berkas pendukung lain. Tak menunggu lama, saya langsung bergegas menyiapkan berkas pendukung yang diminta. Saat semua sudah siap, saya langsung mengirimkannya kepada HRD. Dan tak disangka, kira-kira sekitar 20 menit kemudian, saya dikirimi oleh HRD beberapa informasi terkait jobdesk dan saya juga diminta untuk konfirmasi apakah siap atau tidak untuk melakukan interview online sekarang.

What? SEKARANG? ‘O’ *saya kaget*

Karena tidak ingin kehilangan kesempatan yang sudah saya tunggu sejak setahun terakhir, saya pun langsung menyetujui tawaran interview tersebut walau dengan perasaan sedikit syok karena saya benar-benar belum berlatih, belum ada persiapan samsek. (: Tapi, saya pikir, mungkin kalau kesempatan interview ini saya lewatkan, saya nggak akan tahu kemampuan saya dalam interview mengalami peningkatan atau tidak. Jadi, ya mari ikuti dengan sebaik mungkin yang saya bisa.

HRD mengatakan bahwa ia akan menghubungi saya via video call whatsapp 35 menit lagi. Selama 35 menit itu, saya mencoba mempersiapkan diri, kamera, headset, muka, dan mental tentu saja.

Waktu berlalu, jam sudah menunjukan pukul 16:45. Baik, saya sudah ready for love. Eh, salah. Ready for this online interview maksud saya.

Beberapa menit kemudian, HRD menghubungi saya via video call. Dan ternyata, saya akan menghadapi dua orang, pria dan wanita. Karena saya mengetahui bahwa HRD-nya adalah seorang wanita, sedangkan yang mengajak saya bicara adalah seorang pria, maka munculah di kepala saya pemikiran bahwa yang akan menginterview saya adalah ownernya (?). Entah benar atau tidak, tapi ini cukup membuat saya gemetaran. (:

Jika kalian ingin tahu, saat itu saya VC-an dengan orang tanpa kepala. (: Karena memang yang muncul di layar hanya bagian badan saja, tanpa kepala. (: Dan entah kenapa posisi hp saya saat itu harus salah. (: Posisi hp saya vertikal, sedangkan posisi di seberang sana horizontal. (: Ini menambah kadar grogi yang sedang melanda saya. (: Saya mencoba memperbaiki posisi hp saya, namun malah terbalik. (‘: Saya mencoba untuk menyesuaikan hp saya kembali, dan karena ribet jika harus diletakkan di holder phone, maka saya pegang saja hp saya. (: Ya, saya interview dengan sambil memegangi hp. (: Posisi yang sangat-sangat nggak nyaman sekali. (‘:

Interview dimulai, HRD meminta saya untuk memperkenalkan diri, menceritakan tentang keluarga saya, dan menceritakan kekurangan dan kelebihan saya. Walau gerogi, saya cukup bisa menjawab semua pertanyaan itu dengan baik. Sampai pada saat saya diminta untuk menjelaskan kenapa saya melamar di perusahaan – sebut saja – X ini, di saat saya baru menjelaskan beberapa kalimat, dan dang! Sinyalnya hilang, Bro. (:

Saya kehilangan koneksi, dan interview selesai. HRD mengirimkan saya pesan bahwa walau interview belum selesai, akan tetapi mereka sudah mendapatkan gambaran tentang diri saya. Di saat itu saya sudah pasrah, namun masih tetap berdoa meminta diberi yang terbaik oleh Allah. Dan juga sedikit kesal karena insiden hilang sinyal yang membuat saya mendapatkan pengalaman interview yang tidak utuh – saya nggak mengharapkan ini.

Setelah itu, saya nggak ada ekspektasi saya akan diterima dan lanjut ke tahap seleksi selanjutnya. Tapi ternyata, Allah berkata lain, beberapa menit kemudian HRD mengabarkan bahwa saya lanjut ke tahap interview offline, dan saya diminta untuk menyiapkan diri. Di saat itu saya cukup merasa senang, sih. Karena itu artinya, interview yang saya jalani nggak buruk-buruk amat lah ya kan? (:

Pukul 7 malam, saya kembali dihubungi oleh pihak perusahaan untuk dimintai konfirmasi kehadiran interview offline besok. Lalu saya menjawab bahwa saya bersedia dan akan menyiapkan diri saya untuk interview besok.

Saya pun memberitahu kabar gembira ini kepada Mak’e saya bahwa saya lolos untuk ikut seleksi lanjutan (interview offline) besok di Tangerang. Dan Mak’e saya pun menjawab, “Kalau Mba diterima, berarti nanti Mak’e di sini sendirian (?)”.

Okay, mari kita langsung lompat ke bagian selanjutnya dan mengabaikan bagian bagaimana respon dan perasaan saya menghadapi perkataan Mak’e.

At the and of the day, saya memutuskan untuk stop sampai di sini saja. Saya nggak bisa lanjut ke interview berikutnya. Saya harus mencari pekerjaan yang ada di sekitar sini saja, dan kalau bisa yaa yang WFH.

Hidup terkadang memberi kita harapan, tapi terkadang juga mengambilnya. Walau saya sedih, saya tetap percaya dan yakin bahwa apapun yang terjadi dalam hidup saya, itu semua adalah yang terbaik untuk saya. Walau saya belum bisa menemukan alasan baik apa yang ada di balik kejadian yang saya alami, yaa saya harus tetap percaya dan yakin bahwa ini adalah yang terbaik.

Percaya dan yakin bahwa ini adalah yang terbaik!

By the way, di sini saya akan beri tahu juga bagaimana saya bisa mendapatkan pengetahuan tentang cara menghadapi atau menjalani interview yang baik dan benar. Saya mendapatkan pengetahuan ini dari berbagai sumber diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Postingan-postingan yang para HRD share di LinkedIn
2. Postingan dari akun-akun instagram penyedia info lowongan kerja
3. Career Mentoring dari Skill Academy

Postingan-postingan dari para HRD dan akun-akun penyedia info lowongan kerja memang membantu saya lebih mengetahui bagaimana cara menghadapi interview yang baik dan benar. Namun, Career Mentoring yang diberikan oleh Skill Academy dan dimentori oleh Bapak Hendra Syah tidak hanya membuat saya mengerti bagaimana cara menghadapi interview, tapi juga mengerti tentang apa yang harus dan tidak harus disertakan dalam membuat berkas lamaran terutama curriculum vitae dan cover letter, bagaimana cara menggunakan dan memanfaatkan sosial media LinkedIn yang baik dan benar, apa yang harus saya lakukan saat sudah interview, dan apa yang harus diperhatikan dalam menandatangi kontrak kerja. Di mana, itu semua membantu saya dan akan sangat membantu saya dalam proses memperoleh pekerjaan kedepannya nanti.

Terima kasih untuk Skill Academy dan Bapak Hendra Syah atas ilmu yang sangat bermanfaat yang telah diberikan. (:

Okay, sekian postingan kali ini. Semoga bermanfaat, dan sampai jumpa! o/

Post a Comment

Previous Post Next Post